SBY: Saya Tidak Ingin
Gerakan Pramuka Tidak Penting Lagi di Indonesia
Jakarta:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono,
Kamis
(14/8) sore, menghadiri upacara Peringatan Hari Pramuka ke-47 di Lapangan Gajah
Mada, Kompleks Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur. Dalam upacara
yang dihadiri kurang lebih 2.250 anggota Pramuka tersebut, Presiden SBY menjadi
Pembina Upacara.
Tampak
hadir bersama dengan Presiden di dalam acara yang bertemakan “Dengan Semangat
Kebangkitan Nasional Kita Pacu Perkembangan Gerakan Pramuka”, antara lain,
Menko Kesra Aburizal Bakrie, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, serta Ketua
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar. Dengan tema tersebut di atas,
diharapkan gerakan Pramuka dapat berkembang sebagai lembaga pendidikan yang
strategis untuk membentuk generasi muda yang tangguh.
PresidenSBY selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, menyematkan Tanda
Kehormatan Lencana Melati dan Dharma Bakti kepada para penerima. Mereka yang
menerima Lencana Melati merupakan tokoh-tokoh pandu Asia Pasifik. Mereka adalah
Jenderal TNI Djoko Santoso, Fasli Jalal, Hon Jejomar C. binay, Pehin Dato Seri
Paduka Awang Mohd Ali Daud, Abdullah Rasheed, Yaacob Bin Haji A. Karim, Abdul
Kader Bin Haji Mhd Nor, dan Wahidin Halim. Kemudian Abdul Hafiz Hasibuan, L.
Rumadas, Amirul Tamim, Stefanus Vreeke Runtu, Ridwan Effendi, Mahrus Amin, Wan
Abubakar, Hanny Sondakh, Tamotsu Inoue serta Idris Rahim.
Sementara
itu, enam orang yang menerima Lencana Dhara Bakti adalah Ridwan Suwidi, M. R.
Kambu, Satono S. P., Imdaad Hamid dan Marwan Hasmen. Selain itu, Pungkas Tri
Baruno, salah seorang Tim Ekspedisi Tunas Indonesia yang wafat setelah berhasil
menancapkan bendera Merah Putih dan bendera Gerakan Pramuka di Gunung McKinley,
Alaska, Amerika Serikat, juga dianugerahi Lencana Darma Bakti.
Presiden
SBY bertekad untuk mensukseskan revitalisasi gerakan Pramuka. “Karena saya
tidak ingin gerakan Pramuka tidak penting lagi di Indonesia. Saya juga tidak
ingin Pramuka jadi melempem, kurang semangat dan apa adanya,” kata Presiden.
Presiden
SBY mengungkapkan bahwa Pramuka sangat penting serta tetap relevan dengan
perkembangan jaman. “Walaupun globalisasi penuh dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, akan tetapi manusia adalah faktor penentu utama.
Oleh karena itu, kita ingin membangun manusia yang memiliki karakter, bukam
hanya pemuda yang cerdas yang menguasai ilmu pengetahuan, tapi juga yang
tangguh kepribadiannya, baik budi pekertinya,” jelas SBY.
Presiden
berharap Pramuka dapat maju dan berkembang. “Melahirkan tunas-tunas bangsa yang
akan membangun bangsa kita, menuju masa depan yang lebih baik,” ujar SBY.
Selain
itu, agar revitalisasi Gerakan Pramuka sukses, Presiden SBY meresmikan
Pendidikan Bela Negara untuk 146 orang dari seluruh Indonesia. “Untuk
menanamkan jiwa bela negara sebagai generasi bangsa,” ujar Presiden.
Kepada
seluruh anggota Pramuka, Presiden SBY berpesan agar mereka selalu memperkuat
organisasi serta manajemen kepramukaan, selalu memantapkan gugus depan berbasis
sekolah serta wilayah. Lalu memantapkan prinsip dasar serta metode kepramukaan
dan memantapkan tekad dan semangat anggota Pramuka sebagai satu bangsa.
Kepada
para menteri, Presiden SBY juga menginstruksikan untuk terus memberikan
dukungan dan fasilitas nyata kepada Gerakan Pramuka, termasuk pendanaan.
Akhirnya,
kepada orang tua almarhum Pungkas, Presiden SBY mengungkapkan rasa duka cita
yang mendalam serta memberikan pernghargaan yang tinggi atas perjuangan
almarhum. “Kita semua bangga atas patriotisme Pungkas Tri Baruna dan namanya
akan terukir abadi dalam kisah perjuangan bangsa,” kata SBY.
Layaknya
upacara Pramuka, upacara tersebut diakhiri dengan menyanyikan Hymne Satya
Dharma Pramuka, pembacaan doa serta ditutup dengan penghormatan pasukan kepada
pembina upacara. (mit)
V~ZAM-ZAM~V