Angin di Mahameru #3rd Expedition (Race the Summit)


ANGIN DI MAHAMERU

Persiapan telah dilakukan, perlengkapan telah disiapkan, jiwa, fisik, tak lupa mental.
Ada takut dalam lubuk hati terkecil, namun asa lebih menguatkanku, dan ia membisik di telingaku, “Aku Pasti Bisa”.
Ini bukan perjalanan pertama, dan kami selalu berharap bukan yang terakhir pula.
Berikut ini rute ekspedisi ketiga kali ini :
Rumah masing-masing – SMADA - Ranu Pane – Ranu Kumbolo – Kalimati – Arcopodo – Cemoro Sewu – Puncak Mahameru :D – Cemoro Sewu – Arcopodo – Kalimati – Ranu Kumbolo - Ranu Kumbolo – Ranu Kumbolo :) – Ranu Pane – Abang penjual bakso – SMADA lagi.
Kenapa Ranu Kumbolo sampai tertulis empat kali? Karena hati kami telah terpaut dengan indahnya ranu kumbolo, betapa tidak? Ketika pertama kali bangun dan mulai membuka tirai tenda, tampaklah ranu kumbolo dengan eloknya.

Penasaran bagaimana perjalanan saya menuju puncak? Langsung saja, capcuss ciinn..



SMADA
Mengecek surat sehat semua anggota, mengecek uang iuran, mengecek perlengkapan final, merupakan awal yang membosankaan --“ tapi tak apa, harus tetap semangat! \:D/ setelah semuanya sudah siap, kami mulai menaikkan semua barang ke dalam truck. Dan berangkatlah kita menuju ranupani.

RANUPANE
Tak ada ungkapan lain selain lapar dan dingin, tetapi saya selaku wakil ketua ekspedisi kali ini harus mendaftarkan anggota, hmm.. untung saja tidak terlalu bikin ribet. Daaann.. saatnya bersiap untuk pendakian. Tak lupa doa bersama sebelum berangkat.
Nafas tersengal, hidung yang berair karena suhu yang tidak bersahabat, beban berat yang harus dipikul, tanjakan yang menukik, mulai mengakrabkan diri menemani pendakian kali ini. Gerimis pun menyambut awal pendakian, meski begitu tak boleh terbiarkan untuk membekukan semangat ini. Terkadang, letih memang, tapi inilah tantangan.

RANU KUMBOLO
Semangat mulai surut, asa mulai pupus, hujan yang tidak diduga pun membasahi karier yang tak bercover --“
Setelah beberapa kilo berjalan, kilau lampu berkedipan mulai terlihat, pun suara dari kejauhan terdengar, “Kumbolooo..” kurasa tak lama lagi. Ternyata benar, kita sudah sampai Alhamdulillah semua selamat, pendaki lain yang menghangatkan diri di tenda seakan berisyarat selamat datang. Kumbolo tertutupi kecantikannya oleh malam, mendirikan tenda dan beristirahat merupakan pilihan terbaik.
Mentari pagi mulai menyambut, para pendaki mengganjal perut dengan berbagai makanan yang ada, kreatifitas pun mulai digunakan untuk memanfaatkan bahan makanan yang tersedia.
Beberapa anggota memilih stay di kumbolo, mungkin mental dan perlengkapan mereka belum siap, tapi para pendaki sejati takkan menyeraah :D apa sih susahnyaa minjeeemm? #ndak bondo. Tak apa, yang penting muncak XD
Anggota yang akan ikut ke Kalimati dan Puncak, mulai mempersiapkan diri, termasuk saya. Setelah perlengkapan siap, kami berdoa bersama agar selamat sampai puncak, dan kembali ke kumbolo dengan badan yang masih utuh pula.

KALIMATI
Track yang cukup menguras tenaga, tapi Alhamdulillah lagi ya, kita selamat sampai kalimati. Terpaan angin yang cukup kencang mulai terasa menusuk kulit, itupun tak menggoyahkan semangat kami menuju puncak Mahameru. Kami mulai beristirahat untuk menyiapkan fisik untuk pendakian selanjutnya malam nanti.
Setelah sekitar jam 11 malam, saya membangunkan teman-teman untuk bersiap-siap. Sengaja kita berangkat tengah malam, agar sampai di puncak tidak terlalu siang. Kamipun berangkat dengan perlengkapan yang telah disiapkan. Terkecuali saya :D karier saya dibawakan sama mas Anggi, makasi maass ^^
Lagi-lagi nafas tersengal dan hawa dingin yang menemani pendakian ini, tapi saya tidak boleh menyerah, meski saya satu-satunya cewek dalam rombongan, saya tidak boleh menyeraahh

ARCOPODO
Lumajang, Probolinggo, dan Malang pun mulai terlihat gemerlapan, indaaaah bangeet! Tapi sayang, tak ada kamera yang menangkap pemandangan langka ini
Hanya derap sepatu yang bersahut-sahutan yang membalas suara nafasku yang tersengal, saya mulai merasa lelah. Setelah beberapa saat, tertulis “ARCOPODO” terima kasih ya Allah, akhirnya kami bisa beristirahat sejenak sebelum melanjutkan ke puncak.

CEMORO SEWU
Sunyi, senyap, gelap, dingin menusuk rongga hidung dan kulit. Jalan berpasir mulai terlihat oleh sinar headlamp yang meredup karena berembun, jalan pun terus menanjak, tak ada jalan landai, tak ada jalan turun, yang ada hanya tanjakan berpasir. Jangan sampai salah langkah karena sebelah kiri dan kanan adalah jurang. Tak ada suara, tak ada gurauan, yang ada hanya suara desah kelelahan dan pendaki yang sedikit-sedikit beristirahat, seperti saya.
Pasir, pasir, dan pasir, tak ada habisnya. Jauh dan menanjak, berharap ada jalan landai, namun itu hanya angan semu. Harapan pun mulai sedikit menurun dan menurun, kata yang bisa terucap hanya “Mas iki sik suwi ta? Sik adoh? Kapan tutuk?”, dan para senior hanya menjawab “Marine tutuk kok.” Ahh.. tutuk apane? Dari tadi hanya jalan berpasir yang kutemui.
Perebutan oksigen yang tanpa sadar dilakukan, membuat rongga hidung dan rongga dada perih. Seperti tertusuk jarum es, puncak pun tak menampak sedikit saja.
Setelah lama saya melewati jalan pasir ini, saya sudah tidak mampu, lemas. Naluri perempuan saya muncul, saya sudah tidak mampu lagi, saya berhenti disini saja. Namun para senior mulai meneriaki “Puncak kurang 10 meter lagiii..”, terdengar seperti angin berlalu saja, saya tidak mampu lagi. Maafkan, saya menyerahh..
Tapi berkat bantuan mas Sofyan yang mulai memberi saya semangat, akhirnya saya bangun lagi, berjalan dengan merangkak, meraih pasir-pasir dan mulai menapakinya. Hingga suara teriakan terdengar “Imaannn.. Puncaaakkk maannn..”, itu suara mas Robi, tidak salah lagi.
Ya Allah ya Tuhanku, saya tidak menyangka semua ini, saya bisa sampai di puncak tertinggi di Jawa, air mata saya tak dapat ditahan, saya menangis d puncaakk.. :’ terima kasih ya Allah..

PUNCAK MAHAMERU :’)
Dingin. Itu saja, dingin. Dinginnn bangeettt >,< senior mulai memberi saya selamat,
terima kasih ya semuanyaa, sudah ngasi semangat ke Iman, sudah mbawain tasnya Iman, sudah mbantu Iman sampe puncak, makasiiih :’)
Yeeeiiiyyy!!! Iman sampee puncaaakkk!! XD

Ini masih mewek, hehe. Setelah sampe puncak, saya langsung lepas sepatu saya, soale banyak pasir.e sihh :D
Ini bukti lagi iman sampe puncak :

CEMORO SEWU
Karena terlalu lelah, saya turun dengan cara prusutan gitu, kayak main ski, ga peduli lagi celana mau bolong X) yang penting seneng dan bisa turun dengan selamat, hehe :D
ARCOPODO
Jalan turun mah selalu cepet, jadi ya fun fun aja meski nyeker :D
KALIMATI
Setelah sampe Kalimati, saya langsung tidur, abisnya ngantuk banget o,O
Tiba-tiba dibangunin disuruh maem, makasi lo yaaa :D
Daan.. mengucap selamat tinggal Kalimati dan mulai turun ke Kumbolo.
Gutbaayy kalimati, semoga kita berjumpa lagi
RANU KUMBOLO
Kembali ke kumbolo tercinta, bertemu dengan kawan-kawan yang stay di kumbolo,
Kata temen- temen, “Selamat yaa, Iman sudah nyampe puncaak..”
Makasih ya, tapi ga usa berlebihan gituu, Iman kan jadi maluu :”) #plaakk
Saatnya makan besaaar :D it’s time to party \(^.^)/ menghabiskan sisa bahan makanan yang masih ada dan mulai memasak secara besar-besaran dan akhirnyaa…
Taraaa :D makanan sudah siaapp..
Selamat menikmatii, hehe.
Setelah semua kenyang, pasukan mulai membereskan perlengkapan, mulai merobohkan tenda, dan bersiap untuk kembali ke ranupane tak lupa berjepret riaa
HOSCOOOKK…. ROSOOOOO…!!!!
RANUPANE
Yuhhu.. sampai di Ranupane saya dan ketua ekspedisi, Mas Robi melaporkan bahwa semua anggota baik-baik saja, Alhamdulillah banget deh
ABANG TUKANG BAKSO
Karena semua masih lapar karena perjalanan yang menguras tenaga, abang bakso pun menjadi sasaran utama pengganjal perut :D eh, bukan abang baksonya, tapi baksonya #plaakk
Teman-teman pun membeli oleh-oleh di toko kecil. Setelah beberapa saat truck kami pun datang, kini saatnya pulang :’)
Terima kasih Mahameru, telah ijinkan aku meraih puncakmu,
Terima kasih Mahameru, telah ijinkan aku nikmati indah kumbolomu,
Terima kasih Mahameru, telah memberiku pelajaran
Bahwa :
Pendakian sebenarnya bukanlah menaklukkan gunung, tetapi menaklukkan diri kita sendiri..”

Semoga lain waktu bisa ke Mahameru lagi, Amiinn ~,~

Peace, Love, dan Kayang
Nisyah Imani Qomar


1 Komentar

Lebih baru Lebih lama